Beberapa
pekan lalu, putri saya yang berusia 2 tahun 8 bulan mengalami demam. Suhu tubuhnya
meningkat hingga 38,8 derajat Celcius. Sebagai ibu, reaksi awal saya tentu
khawatir, namun Alhamdulillah tidak sampai pada level panik. Karena demam ini bukan untuk pertama kalinya
bagi anak saya, maka minimal saya sudah punya sedikit bekal pengalaman menangani
si kecil ketika demam. Sejak pertama kali menghadapi anak sakit, saya terpacu
untuk mengetahui apa dan bagaimana menghadapi anak kala demam. Saya bukanlah
praktisi medis dan karena itu saya cari dan baca referensi sebanyak-banyaknya. Nah,
ini dia sedikit dari hasil pencarian tersebut.
Yuk, Mengenali Demam
Anak
dikatakan demam ketika suhu tubuhnya diatas 38 derajat Celcius. Pengukuran suhu
tubuh paling akurat adalah dengan meletakkan ujung termometer pada lubang anus
(rektum) anak secara hati-hati. Bila tidak memungkinkan, ujung termometer dapat
diletakkan pada ketiak atau mulut anak. Namun, defenisi demam dapat berubah
mengikuti lokasi peletakan ujung thermometer. Anak dikatakan demam bila:
·
Suhu ≥ 38 derajat Celsius, jika termometer diletakkan
pada rectum, telinga, atau dahi
·
Suhu ≥ 37,8 derajat Celsius, jika termometer
diletakkan di mulut (oral)
·
Suhu ≥ 37,2 derajat Celsius, jika termometer
diletakkan di ketiak
Penyakitkah demam itu?
Ternyata
demam itu bukan penyakit lho. Demam adalah reaksi yang menggambarkan adanya
suatu proses dalam tubuh. Ketika terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi sedang
memerangi infeksi sehingga terjadi demam, atau bisa juga menunjukkan adanya
proses peradangan yang menimbulkan demam.
Demam
dapat merupakan gejala adanya penyakit. Demam yang disertai gejala batuk dan pilek
menunjukkan adanya infeksi saluran napas atas. Demam yang disertai diare dan
muntah menunjukkan adanya infeksi saluran cerna. Demam yang disertai kejang dan
penurunan kesadaran menunjukkan adanya infeksi di susunan saraf pusat. Adakalanya
demam tidak disertai gejala apapun, hanya saja anak terlihat lemas, rewel dan
nafsu makan berkurang. Setelah beberapa hari muncul ruam kemerahan pada kulit
yang menunjukkan adanya infeksi virus.
Demam
merupakan suatu penanda baik, karena itu artinya tubuh kita memiliki kemampuan
untuk memerangi penyakit. Virus, bakteri, dan kuman lainnya tidak mampu
berkembang biak secara baik pada suhu tubuh yang tinggi.
Mengatasi Demam
Demam
membantu memerangi penyakit, jadi tidak perlu buru-buru menurunkan demam. Jika anak
demam dengan kondisi yang masih tampak nyaman, maka tindakkan yang sebaiknya
dilakukan hanyalah observasi. Hal ini dilakukan sampai suhu tubuh turun dengan
sendirinya dan tidak perlu diberikan obat penurun panas. Bila anak dengan
kondisi rewel dan tampak tidak nyaman, kita dapat memberikan obat penurun demam
sebagai alternative terakhir. Perlu dipahami bahwa pemberian obat penurun panas
bertujuan membuat anak lebih merasa nyaman, bukan untuk menurunkan suhu badan.
Sebelum memberikan obat penurun panas, demam
dapat diturunkan dengan mengompres atau merendam anak di air hangat, caranya
adalah: masukkan anak ke bak mandi yang berisi air hangat dengan suhu 29,4 –
32,2 derajat Celsius. Posisikan anak dalam kondisi duduk dan kompres
menggunakan waslap yang dicelupkan ke air hangat, keseluruh tubuh anak, mulai
dari kepala, bahu, dada, dan punggung. Biasanya suhu tubuh akan turun satu
sampai dua derajat dalam waktu 30 – 45 menit.
Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua
saat anak demam
Diantaranya
adalah:
· Jaga suhu ruangan tetap sejuk. Buka pintu
dan jendela agar udara dapat masuk.
· Kenakan pakaian berbahan tipis, pendek dan
nyaman pada anak. Hindari pakaian yang tebal dan panjang, hal itu dapat membuat
panas tubuh sulit keluar.
· Ajak anak agar mengkonsumsi air lebih
banyak. Sedikit tapi sering, dengan minum apapun seperti air putih, susu, sari
buah, termasuk larutan elektrolit (oralit).
· Beri tahu dan ajak anak agar tidak bermain
atau beraktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh seperti berlari dan
melompat.
· Jika harus memberikan obat, pastikan yang
memberikan paham dosis obat berdasarkan berat badan dan cara pemberiannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan orang
tua saat anak demam
· Jangan terpaku pada berapa tingginya suhu
tubuh, tapi perhatikan perilaku anak secara umum, apakah tetap aktif, menjadi
lemas, atau rewel.
· Saat demam, resiko kehilangan cairan
lewatbpenguapan suhu tubuh menjadi tinggi, maka pastikan anak minum cukup.
· Jangan terpaku pada pemberian obat penurun
panas. Jika anak yang demam sedang tidur, jangan paksa anak bangun hanya untuk
minum obat.
Saatnya Membawa Anak ke Dokter
Segera
bawa anak ke dokter bila terdapat tanda-tanda berikut ini :
·
Anak tampak sakit berat, sulit dibangunkan,
dan tidak dapat berinteraksi dengan orang lain di sekelilingnya.
· Terdapat gejala selain demam, seperti leher
kaku (kaku kuduk) disertai kejang, muntah berulang disertai diare yang
berrisiko dehidrasi, ruam di kulit yang tidak lazim, nyeri telinga hebat, nyeri
tenggorokan hebat dan sakit kepala hebat.
· Mengalami kejang yang diikuti kesadaran
menurun atau kejang yang tidak berhenti setelah lima belas menit.
·
Anak berusia di bawah tiga bulan dengan suhu
tubuh di atas 38 derajat Celsius.
·
Anak semakin tampak sakit ketika suhu
tubuhnya sudah tidak demam.
·
Kondisi anak menjadi semakin memburuk.
·
Demam menetap lebih dari 72 jam.
Demikian
sekelumit tentang demam. Semoga dapat membantu saat kita menghadapi anak yang
sedang demam.
Sumber referensi:
3.
Orang
tua cermat anak sehat; dr. Arifianto. SpA; 2013
Nice article... Bener sekali demam bukan penyakit.. Tapi gejala awal dari suatu penyakit
BalasHapusNice article... Bener sekali demam bukan penyakit.. Tapi gejala awal dari suatu penyakit
BalasHapusHai mba mayaa...makasih udah berkunjung..;)
BalasHapusduh,mantep sekali. kelarin ya hingga finish. Buku yang bermanfaat sekali. Referensinya juga keren. Semoga launching nih :)
BalasHapusAamiin....
BalasHapusDuh malu..saya ini baru belajar nulis, mohon bimbingannya ya Coach Erna.. :)