Kamis, 17 Maret 2016

DEMAM PADA ANAK



Beberapa pekan lalu, putri saya yang berusia 2 tahun 8 bulan mengalami demam. Suhu tubuhnya meningkat hingga 38,8 derajat Celcius. Sebagai ibu, reaksi awal saya tentu khawatir, namun Alhamdulillah tidak sampai pada level panik.  Karena demam ini bukan untuk pertama kalinya bagi anak saya, maka minimal saya sudah punya sedikit bekal pengalaman menangani si kecil ketika demam. Sejak pertama kali menghadapi anak sakit, saya terpacu untuk mengetahui apa dan bagaimana menghadapi anak kala demam. Saya bukanlah praktisi medis dan karena itu saya cari dan baca referensi sebanyak-banyaknya. Nah, ini dia sedikit dari hasil pencarian tersebut.

Yuk, Mengenali Demam
Anak dikatakan demam ketika suhu tubuhnya diatas 38 derajat Celcius. Pengukuran suhu tubuh paling akurat adalah dengan meletakkan ujung termometer pada lubang anus (rektum) anak secara hati-hati. Bila tidak memungkinkan, ujung termometer dapat diletakkan pada ketiak atau mulut anak. Namun, defenisi demam dapat berubah mengikuti lokasi peletakan ujung thermometer. Anak dikatakan demam bila:
·         Suhu ≥ 38 derajat Celsius, jika termometer diletakkan pada rectum, telinga, atau dahi
·         Suhu ≥ 37,8 derajat Celsius, jika termometer diletakkan di mulut (oral)
·         Suhu ≥ 37,2 derajat Celsius, jika termometer diletakkan di ketiak

Penyakitkah demam itu?
Ternyata demam itu bukan penyakit lho. Demam adalah reaksi yang menggambarkan adanya suatu proses dalam tubuh. Ketika terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi sedang memerangi infeksi sehingga terjadi demam, atau bisa juga menunjukkan adanya proses peradangan yang menimbulkan demam.
Demam dapat merupakan gejala adanya penyakit. Demam yang disertai gejala batuk dan pilek menunjukkan adanya infeksi saluran napas atas. Demam yang disertai diare dan muntah menunjukkan adanya infeksi saluran cerna. Demam yang disertai kejang dan penurunan kesadaran menunjukkan adanya infeksi di susunan saraf pusat. Adakalanya demam tidak disertai gejala apapun, hanya saja anak terlihat lemas, rewel dan nafsu makan berkurang. Setelah beberapa hari muncul ruam kemerahan pada kulit yang menunjukkan adanya infeksi virus.
Demam merupakan suatu penanda baik, karena itu artinya tubuh kita memiliki kemampuan untuk memerangi penyakit. Virus, bakteri, dan kuman lainnya tidak mampu berkembang biak secara baik pada suhu tubuh yang tinggi. 

Mengatasi Demam
Demam membantu memerangi penyakit, jadi tidak perlu buru-buru menurunkan demam. Jika anak demam dengan kondisi yang masih tampak nyaman, maka tindakkan yang sebaiknya dilakukan hanyalah observasi. Hal ini dilakukan sampai suhu tubuh turun dengan sendirinya dan tidak perlu diberikan obat penurun panas. Bila anak dengan kondisi rewel dan tampak tidak nyaman, kita dapat memberikan obat penurun demam sebagai alternative terakhir. Perlu dipahami bahwa pemberian obat penurun panas bertujuan membuat anak lebih merasa nyaman, bukan untuk menurunkan suhu badan.
Sebelum memberikan obat penurun panas, demam dapat diturunkan dengan mengompres atau merendam anak di air hangat, caranya adalah: masukkan anak ke bak mandi yang berisi air hangat dengan suhu 29,4 – 32,2 derajat Celsius. Posisikan anak dalam kondisi duduk dan kompres menggunakan waslap yang dicelupkan ke air hangat, keseluruh tubuh anak, mulai dari kepala, bahu, dada, dan punggung. Biasanya suhu tubuh akan turun satu sampai dua derajat dalam waktu 30 – 45 menit.

Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua saat anak demam
Diantaranya adalah:
·        Jaga suhu ruangan tetap sejuk. Buka pintu dan jendela agar udara dapat masuk.
·       Kenakan pakaian berbahan tipis, pendek dan nyaman pada anak. Hindari pakaian yang tebal dan panjang, hal itu dapat membuat panas tubuh sulit keluar.
·        Ajak anak agar mengkonsumsi air lebih banyak. Sedikit tapi sering, dengan minum apapun seperti air putih, susu, sari buah, termasuk larutan elektrolit (oralit).
·       Beri tahu dan ajak anak agar tidak bermain atau beraktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh seperti berlari dan melompat.
·     Jika harus memberikan obat, pastikan yang memberikan paham dosis obat berdasarkan berat badan dan cara pemberiannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua saat anak demam
·      Jangan terpaku pada berapa tingginya suhu tubuh, tapi perhatikan perilaku anak secara umum, apakah tetap aktif, menjadi lemas, atau rewel.
·       Saat demam, resiko kehilangan cairan lewatbpenguapan suhu tubuh menjadi tinggi, maka pastikan anak minum cukup.
·        Jangan terpaku pada pemberian obat penurun panas. Jika anak yang demam sedang tidur, jangan paksa anak bangun hanya untuk minum obat.

Saatnya Membawa Anak ke Dokter
Segera bawa anak ke dokter bila terdapat tanda-tanda berikut ini :
·         Anak tampak sakit berat, sulit dibangunkan, dan tidak dapat berinteraksi dengan orang lain di sekelilingnya.
·     Terdapat gejala selain demam, seperti leher kaku (kaku kuduk) disertai kejang, muntah berulang disertai diare yang berrisiko dehidrasi, ruam di kulit yang tidak lazim, nyeri telinga hebat, nyeri tenggorokan hebat dan sakit kepala hebat.
·        Mengalami kejang yang diikuti kesadaran menurun atau kejang yang tidak berhenti setelah lima belas menit.
·         Anak berusia di bawah tiga bulan dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius.
·         Anak semakin tampak sakit ketika suhu tubuhnya sudah tidak demam.
·         Kondisi anak menjadi semakin memburuk.
·         Demam menetap lebih dari 72 jam.
Demikian sekelumit tentang demam. Semoga dapat membantu saat kita menghadapi anak yang sedang demam.

Sumber referensi:
3.    Orang tua cermat anak sehat; dr. Arifianto. SpA; 2013


5 komentar:

  1. Nice article... Bener sekali demam bukan penyakit.. Tapi gejala awal dari suatu penyakit

    BalasHapus
  2. Nice article... Bener sekali demam bukan penyakit.. Tapi gejala awal dari suatu penyakit

    BalasHapus
  3. Hai mba mayaa...makasih udah berkunjung..;)

    BalasHapus
  4. duh,mantep sekali. kelarin ya hingga finish. Buku yang bermanfaat sekali. Referensinya juga keren. Semoga launching nih :)

    BalasHapus
  5. Aamiin....
    Duh malu..saya ini baru belajar nulis, mohon bimbingannya ya Coach Erna.. :)

    BalasHapus

Tulis ya